Oleh : Sandya Sarira Ayu
Mahasiswa Universitas Negeri Semarang
Don’t judge book by its cover.
Guys, pernah nggak sih, kalian mendengar peribahasa tersebut?
Kalimat berbahasa inggris yang memiliki arti jangan menghakimi sesuatu dari tampak luarnya saja, sepertinya sudah nggak asing lagi di telinga kita semua. Peribahasa ini bukan hanya menekankan pada sudut pandang yang kita ambil dari sebuah permasalahan, namun juga seberapa cepat kita memberikan penilaian pada permasalahan tersebut.
Pada kehidupan nyata, kalimat “don’t judge book by its cover” tidak jarang kita temukan. Baik secara verbal maupun non verbal, orang-orang secara sukarela mengemukakan kalimat tersebut untuk berbagai kondisi yang sedang mereka hadapi.
Sayangnya guys, di perkembangan zaman yang sudah serba mudah dan cepat ini, orang orang mulai meninggalkan esensi dari kalimat tersebut. Hal inilah yang membuat kita sekarang lebih sering menemukan komentar negatif di laman sosial media, khususnya, komentar kebencian dan penghakiman massa. Belum lama ini misalnya, seorang youtuber berkebangsaan Indonesia yang sering mengangkat isu kesetaraan gender, toleransi, dan seputar kehidupan di Jerman, yaitu Gita Savitri Devi, dihujat habis habisan oleh netizen ketika mengatakan bahwa ia dan pasangannya memilih untuk child free. Nyatanya, perilaku tersebut nggak hanya ditemui di media sosial saja guys, tapi juga di dunia nyata. Contohnya ketika ada tetangga yang memilih untuk menikah muda, orang orang dengan perilaku seperti itu akan segera memberikan asumsi negatif.
“Ih kawinnya cepet banget, padahal baru lulus SMA kemaren, pasti udah anu anuan tuh!”
“Kalau nggak hamidun, apalagi coba. Nikah kok diburu buru!”
Dan masih banyak lainnya. Dalam bahasa gaul, perilaku seperti ini dinamakan julid, atau dalam istilah psikologi disebut dengan judgemental.
Judgemental itu apa sih?
Dilansir dari Oxford Dictionary, judgemental merupakan tindakan suka menilai atau menghakimi sesuatu dengan cepat melalui sedikit informasi yang telah ditangkapnya. Dalam hal ini, seseorang yang memiliki sifat judgemental sangat mudah untuk memberikan kritik dalam sekali pandang tanpa mengetahui lebih jauh informasi yang diterima, ataupun mempertimbangkan aspek aspek lain yang menyertainya. Pada tahap akut, sifat ini bisa menjadi sebuah latah yang keluar dari mulut tanpa kita sadari.
Gimana ciri-ciri seseorang yang Judgemental?
Nah guys, menurut GramediaBlog, ada beberapa ciri ciri seseorang yang memiliki sifat judgemental, diantaranya :
- Mudah memberikan penilaian terhadap orang lain
Seseorang yang julid cenderung mudah untuk menilai sesuatu yang dilihatnya berdasarkan stigma yang ada di masyarakat. Seperti misalnya seseorang yang bertato dianggap jahat, perempuan yang dicat rambutnya dikira perempuan nakal, dan stigma lainnya tanpa melakukan pendekatan lebih lanjut untuk mengetahui fakta yang sebenarnya.
- Mudah terpengaruh
Selain mudah memberikan penilaian, orang yang memiliki sifat judgemental atau julid juga cenderung mudah untuk terpengaruhi oleh hasutan orang lain.
- Negative Thinking
Seseorang yang julid seringkali membentuk pemikiran yang negatif dalam kepalanya, sehingga mendorong mereka untuk berprasangka negatif pada semua hal yang mereka tangkap.
- Anti kritik
Jika seseorang yang julid suka menilai dan menghakimi orang lain, berbanding terbalik dengan itu, mereka tidak suka untuk dikritik oleh orang lain. Karena bagaimanapun, mereka merasa bahwa hanya yang diyakini mereka sajalah yang dianggap benar.
Orang jadi Judgemental, kok bisa?
Kira kira dari semua ciri cirinya, ada yang relate ga ya? Kalau iya, jangan-jangan selama ini kita punya sifat judgemental? Tapi guys, pertanyaan yang nggak kalah penting adalah, kenapa ya, orang-orang bisa kaya gitu?
Menurut Febriyani (2018), terdapat dua faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan tindakan judgemental, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal meliputi lingkungan, kontrol masyarakat, perkembangan teknologi dan didikan dari keluarga. Sedangkan faktor internal, yang menurutnya memiliki pengaruh lebih besar meliputi keadaan psikologis dan emosional seseorang. Setidaknya, terdapat beberapa kondisi yang dapat membentuk sifat judgemental, diantaranya :
- Percaya diri yang rendah
Guys, sebenarnya orang yang julid itu punya rasa percaya diri yang rendah, lho. Karena itu, rasa nggak aman yang muncul dari kondisi tersebut berusaha mereka tutupi dengan memberikan kritik, komentar buruk, ataupun cacian. Karena hal itu akan membuat mereka merasa lebih baik dibandingkan dengan orang lain. Ini juga yang menjadi alasan mengapa mereka menjadi seseorang yang anti-kritik.
- Iri hati
Orang yang julid juga cenderung dipenuhi oleh rasa iri hati. Mereka yang memiliki ketidakmampuan untuk mencapai sesuatu, sehingga memunculkan rasa iri, akan mendorong mereka untuk mengungkapkan kalimat kalimat negatif. Karena bagaimanapun, sebenarnya apa yang mereka hakimi, seringkali merupakan hal yang mereka inginkan, namun tidak bisa mereka dapatkan.
- Kurangnya toleransi dan berpikiran sempit
Toleransi merupakan sebuah kunci dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Hal ini juga yang membuat seseorang mampu untuk membangun komunikasi dengan baik. Dalam hal ini, seseorang yang julid cenderung memiliki toleransi yang rendah, karena apapun yang mereka lihat akan dinilai berdasarkan apa yang diyakininya saja. Sehingga ketika terdapat seseorang yang melakukan sesuatu diluar hal yang diyakininya, maka akan dianggap sebagai sesuatu yang tidak pantas. Pemikiran seperti ini juga membuat mereka untuk berpikiran sempit, karena mereka hanya akan fokus pada apa yang ditangkap oleh panca indra dan asumsi mereka saja.
Jadi guys, dari semua hal yang sudah dibahas, dapat disimpulkan bahwa judgemental lahir dari krisis rasa percaya diri dan toleransi, yang mana manifestasi dari kondisi tersebut membuat mereka sangat mudah dan cepat dalam menilai suatu hal tanpa mempertimbangkannya terlebih dahulu.
Berhenti atau menghindari sifat judgemental bukanlah perkara mudah. Sehingga diperlukan komitmen yang kuat. Meningkatkan toleransi atas perbedaan, mencintai dan berdamai dengan diri sendiri, serta berhenti mencampuri urusan orang lain merupakan beberapa upaya yang dapat dilakukan.
Pada akhirnya, nggak semua hal dapat kita lihat secara kasat mata, nggak semua hal dapat kita hakimi dalam sekejap mata. Oleh karenanya, pepatah itu memang benar. Don’t judge book by its cover. Jangan nilai sebuah buku dari sampulnya saja.
Daftar Pustaka
GueSehat. (2022). Tips untuk Menghindari Sikap Judgemental. Diakses pada 3 Desember 2022
melalui, https://www.guesehat.com/4-tips-untuk-menghindari-sikap-judgemental
Hardi, M. (2021). Pengertian Judgemental, Ciri Hingga Cara Menghindari Pola Pikir
Judgemental. Diakses pada 3 Desember 2022 melalui https://www.gramedia.com/literasi/judgemental-adalah/
Hornby, A. S. (1995). Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English. Oxford :
Oxford University Press.
Supriyanto. (2021), Agustus 16. Dihujat dan Dibully karena Memutuskan Tidak Mau Punya
Anak, Gita Savitri Devi Santai. Diakses pada 4 Desember 2022 melalui